Window Dressing dalam Saham, Strategi Cuan Para Investor?

Share:

Window Dressing dalam Saham, Strategi Cuan Para Investor?

Keuangan   31   Update: 27/06/2024


Dunia investasi memiliki sejumlah konsep, istilah dan fenomena yang tak banyak investor pemula ketahui. Tak hanya harus pintar melihat cara kerja investasi, seorang investor juga diharuskan untuk mengetahui berbagai fenomena yang terjadi dalam iklim investasi yang salah satunya adalah fenomena window dressing

Fenomena atau keadaan window dressing biasanya menyebabkan kenaikan harga sejumlah saham unggulan secara tidak langsung. Kondisi tersebut membuat Manajer Investasi (MI) perusahaan akan berupaya meningkatkan sejumlah nilai saham yang dimilikinya sehingga dalam penutupan tahun kinerja yang dikelola terlihat lebih baik. 

Tak dipungkiri bahwa kondisi semacam ini sudah biasa terjadi dan dilakukan oleh hampir seluruh Manajer Investasi bahkan di seluruh dunia, dan akibatnya pada akhir tahun pun indeks harga saham akan terus bergerak naik. 

Dalam ekosistem bisnis, windows dressing merupakan satu istilah atau strategi yang digunakan untuk memikat konsumen untuk melakukan transaksi produk maupun jasa yang ditawarkan produsen. Dengan kata lain, window dressing saham adalah satu cara yang dilakukan oleh Manajer Investasi untuk berniaga saham pada kurun waktu periode tertentu. Hal ini dikarenakan window dressing saham dianggap mampu meningkatkan tren penjualan untuk memperoleh profit atau keuntungan investasi jauh lebih besar dengan sedikit memoles tampilan kinerja saham.


Pengertian Window Dressing Saham 

Umumnya, window dressing ini dapat dimaknai sebagai kondisi pasar yang memungkinkan harga saham menjadi kuat pada bursa efek. Kondisi ini akan menjadi kesempatan bagi para pelaku window dressing seperti Manajer Investasi maupun perusahaan emiten, untuk mempermak atau mempercantik kinerja saham maupun laporan keuangannya. Keberadaan window dressing diharapkan harga saham emiten dapat terus bergerak naik. 

Dengan kata lain, window dressing  adalah strategi yang digunakan  Manajer Investasi untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja investasi yang diperdagangkan dan portofolio saham. Hematnya, window dressing merupakan upaya perusahaan manajemen investasi untuk menyesuaikan komposisi portofolio investasinya dengan cara menjual saham-saham yang berada di zona merah dan menggantinya dengan saham-saham yang diharapkan menghasilkan keuntungan. Penerapan window dressing membuat kinerja portofolio saham suatu perusahaan pada akhir tahun menjadi lebih menarik bagi calon investor sehingga lebih kompetitif di pasar modal.


Tujuan dan Faktor Yang Mempengaruhi Window Dressing

Tujuan utama dari window dressing adalah untuk meningkatkan kinerja keuangan dan portofolio untuk jangka waktu tertentu (biasanya tahun berjalan). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kembali portofolio dan menarik pemegang saham dan investor. Window dressing biasanya dilakukan triwulanan atau setiap tiga bulan. Namun window dressing juga boleh dilakukan pada akhir tahun seperti bulan Desember. Hal ini menyebabkan saham emiten tersebut “terbang” selama satu bulan hingga  Januari  tahun berikutnya yang dikenal dengan istilah January effect.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya window dressing antara lain self-fulfilling prophecies serta ekspektasi dan prediksi orang-orang.. Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan oleh emiten dan manajer investasi yang ingin memperindah portofolionya sebelum penutupan.


Cara Menghadapi Window Dressing

Bagaimana seharusnya kita sebagai investor menghadapi window dressing ini? Sebaiknya jangan terlalu panik saat ini dan terburu-buru berinvestasi saham. Tetaplah berpikir sehat dan pikirkan segala sesuatunya dengan matang. Faktanya, saat ini sangat ideal untuk menginvestasikan uang pada produk reksadana dan membeli saham dengan masa depan yang kuat. Namun perlu diingat bahwa sebelum membeli saham, perlu mencermati fenomena yang terjadi di IHSG. Jadi ini bukan sekadar pertimbangan mendasar atau analisis fundamental bagi perusahaan. 


Tips Melakukan Window Dressing

Berinvestasi dalam saham bisa sangat menguntungkan selama periode window dressing.  Untuk menghindari kerugian karena salah memilih saham, berikut beberapa tips membeli dan berinvestasi dalam periode window dressing.

  1. Cara Terbaik Membeli Saham Blue-chip 

Pertama, investor perlu memilih saham-saham yang termasuk dalam kategori blue-chip. Oleh karena itu, saham-saham pada kategori ini merupakan saham-saham unggulan dalam indeks saham. Saham-saham tersebut biasanya merupakan perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang sangat tinggi, meski nilainya melebihi Rp 10 triliun. Likuiditas saham blue chip cenderung naik. Di  bursa  Indonesia, saham-saham blue chip biasanya masuk dalam indeks LQ45. Investor saham juga sulit memanipulasi atau menurunkan harga saham-saham blue chip, sehingga harga saham-saham tersebut tetap stabil. Selain LQ45, saham-saham blue chip biasanya masuk dalam IDX30, IDX80, dan berbagai  indeks utama lainnya.

  1. Data Fundamental dan Teknikal Saham Penting

Setelah mengetahui saham mana yang termasuk dalam  blue chips, langkah selanjutnya adalah melakukan analisa fundamental dan teknikal. Untuk analisis fundamental silahkan mengacu pada laporan keuangan perusahaan. Saat ini, pergerakan harga saham selama periode waktu tertentu dapat diamati dengan menggunakan analisis teknikal. Pola harga saham pada saat window dressing pasti berbeda antara tahun sebelumnya dengan tahun ini, sehingga analisa fundamental dan analisa teknikal sangat penting dan diperlukan.

  1. Alokasikan Dana Untuk Investasi Sesuai Kebutuhan

Ketiga, perlu mengalokasikan dana pada investasi saham sesuai dengan besarnya kebutuhan yang diinginkan. Saat mencari keuntungan saat rejeki nomplok, ingatlah bahwa tidak boleh terburu-buru. Kalaupun nominalnya tidak besar, namun perlu disisihkan secara berkala, misalnya  20% setiap bulannya. Pastikan juga  keuangan sehat sehingga dapat berinvestasi untuk masa depan yang lebih baik dengan ketenangan pikiran, kenyamanan, dan kebijaksanaan.


Teknik Cuan Investor Saat Window Dressing

Banyak dari saham-saham dengan hasil window dressing yang dianggap sebagai saham-saham besar IHSG atau saham-saham dengan kapitalisasi pasar yang besar. Untuk mendapatkan keuntungan ketika fenomena ini terjadi, investor perlu berhati-hati dalam memilih saham, biasanya saham-saham yang menjadi penggerak utama indeks. Selalu pertimbangkan faktor fundamental dan teknikal dari saham yang dipilih, karena belum bisa dipastikan apakah saham yang mengalami window effect murni pada tahun lalu akan mengalami pola yang sama pada tahun ini. 

Author by: Yayang Nanda Budiman

Artikel terbaru


Keyword

Investasi Investor Saham Reksadana Window Dressing Index Belajar Saham Belajar Investasi Resiko Investasi