Kenapa Milenial Sulit Beli Rumah?, Temukan Solusinya..

Share:

Kenapa Milenial Sulit Beli Rumah?, Temukan Solusinya..

Keuangan   38   Update: 20/06/2024


Sebanyak 81 juta milenial di Indonesia dikabarkan belum memiliki rumah, lho.

Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar. Pasalnya, para milenial sering disorot karena dianggap tidak mampu mengelola keuangan dan lebih memilih gaya hidup, sehingga sulit memiliki tempat tinggal sendiri.

Angka 81 juta tersebut berasal dari data Kementerian PUPR pada 2019, mencakup seluruh kelompok usia 18-37 tahun. Kementerian PUPR menghitung backlog rumah berdasarkan tingkat kepemilikan rumah.

Pada 2022, backlog mencapai 10,5 juta jiwa. Namun, sebenarnya bukan hanya milenial yang menghadapi masalah kepemilikan rumah. Generasi X juga mengalami tantangan serupa, dengan 4,34 juta rumah tangga tanpa rumah.

Jadi, sesungguhnya apa alasan yang melatarbelakangi kondisi milenial sulit beli rumah? Mari kita kupas kontroversi ini, ya!


Alasan Milenial Sulit Beli Rumah


Puluhan juta milenial dianggap lebih memilih gaya hidup daripada menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membeli rumah.

Dalam era media sosial yang menggila, generasi muda dideskripsikan lebih suka berbelanja demi gaya hidup modern.

Prita Ghozie, seorang influencer keuangan dan CEO di bidang Finance, menyampaikan pandangannya.

Menurutnya, ketidakseimbangan antara kenaikan gaji dan kenaikan harga rumah membuat generasi muda kesulitan mempersiapkan kebutuhan masa depan.

Pola konsumtif yang tinggi, terutama terkait gaya hidup, membuat para milenial sulit mencicil kredit kepemilikan rumah (KPR).

Seperti yang disebutkan dalam buku “Auto Mapan Finansial”, yang menyatakan bahwa mengatur keuangan, seperti mengatur lautan. Butuh pemantauan, evaluasi, dan kemampuan mengelola.

Dalam buku ini, dijelaskan bahwa, sering kali kita merasa ragu ketika harus membuat perencanaan keuangan keluarga. Padahal, sebenarnya kita semua memiliki potensi untuk mengatur keuangan kita sendiri.

Meskipun kita mungkin dikenal sebagai orang yang tidak terlalu pandai dalam mengatur uang, asalkan ada penghasilan dan kemauan, kita semua mampu melakukannya.

Selain berkaitan dengan kemampuan mengatur keuangan, berikut ini penjelasan beberapa alasan yang memengaruhi milenial sulit beli rumah:

1. Ketimpangan Gaji dan Harga Rumah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyentuh permasalahan ini dengan menyoroti kesenjangan antara kebutuhan rumah dan daya beli generasi muda.

Dengan rata-rata upah buruh nasional sebesar Rp2,94 juta per bulan, sulit bagi kebanyakan pekerja untuk mengakses KPR .

Simulasi menggunakan data upah buruh mengungkapkan bahwa pekerja dengan gaji Rp2,9 juta per bulan hanya dapat mengakses KPR hingga Rp103,9 juta.

Median harga rumah tipe kecil mencapai Rp267,08 juta, menunjukkan kesulitan bagi pekerja rata-rata untuk memenuhi syarat KPR.

2. Kenaikan Harga Rumah yang Signifikan

Kenaikan harga rumah yang signifikan serta kurangnya kesiapan keuangan menjadi hambatan utama bagi kaum muda khususnya milenial di Indonesia dalam mengakuisisi properti.

Melihat data historis harga rumah di Indonesia beberapa tahun terakhir, terlihat bahwa harga rumah naik sebesar 1.8% menurut CEIC.

Indeks Harga Properti Residensial juga menunjukkan kenaikan 1.87% pada kuartal pertama 2022, dipicu oleh penyesuaian harga developer sejak awal tahun tersebut.

Hasil survei nasional berjudul “Keterjangkauan Harga Perumahan Nasional” dari UniTrend mengungkapkan bahwa ketidakstabilan dalam pendapatan, tabungan, dan ketidakpastian pekerjaan menjadi alasan utama mengapa 47,2 persen dari 1.192 responden dari berbagai wilayah enggan untuk membeli rumah.

Ignatius Ardhana Reswara, Manajer dari UniTrend, menyampaikan bahwa mayoritas dari mereka tidak merasa nyaman dengan kredit rumah karena dianggap sistem kredit di Indonesia belum cukup ramah dan banyak yang belum memahami skema KPR.

Data menunjukkan bahwa 52,9 persen lebih memilih pembayaran tunai, sementara 22,5 persen memilih untuk membangun rumah secara bertahap.

Minimnya dukungan finansial dari orang tua juga menjadi satu hal yang perlu disoroti, yang merupakan faktor penting dalam pembelian rumah, seperti yang terbukti di Amerika Serikat.

Namun, di Indonesia, sebanyak 72,5 persen dari mereka yang siap membeli rumah tidak mendapatkan dukungan finansial dari orang tua.

Hanya 21 persen di antara generasi muda yang sudah merencanakan secara finansial untuk membeli rumah dan memiliki dukungan orang tua.

Data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjukkan bahwa sekitar 81 juta generasi milenial di Indonesia masih belum memiliki rumah.

Selain itu, data dari Bank Indonesia juga mencatat pertumbuhan harga properti residensial sebesar 1,79 persen pada triwulan I 2023.

Tren pasar terkini juga menjadi hal penting yang perlu diperhatikan, di mana 30,7 persen dari generasi muda dengan penghasilan Rp10-20 juta menganggap bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli rumah, sementara kelompok dengan penghasilan lebih rendah memilih untuk menjual rumah.

Tren kenaikan suku bunga acuan The Fed sebagai langkah menghadapi inflasi ternyata juga memberikan dampak signifikan pada harga properti di Indonesia.

Meskipun Bank Indonesia masih mempertahankan suku bunga acuan pada 3.50%, kekhawatiran terhadap potensi kenaikan suku bunga global tetap menghantui.

3. Program Pemerintah yang Terbatas

Pemerintah mencoba memberikan solusi melalui program rumah subsidi dengan harga mulai dari Rp162 juta hingga Rp234 juta.

Meskipun demikian, program ini baru mampu menyalurkan bantuan pembiayaan untuk 1,16 juta unit hingga 2022, tidak mencukupi untuk menutup backlog perumahan.

Kesulitan kepemilikan rumah oleh generasi muda bukan semata-mata akibat gaya hidup konsumtif, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi seperti upah buruh dan harga properti yang terus meningkat.

Pemikiran kreatif dan solusi inovatif dibutuhkan untuk merumuskan langkah-langkah yang dapat mengatasi tantangan nyata ini.


Solusi agar Milenial Tidak Sulit Beli Rumah

Inflasi, peningkatan angka harapan hidup, kurangnya pasokan, dan pertumbuhan infrastruktur yang pesat merupakan beberapa alasan kenaikan harga properti.

Tingginya permintaan tidak diimbangi oleh peningkatan pasokan, memunculkan tantangan baru bagi generasi milenial.

Lalu, bagaimana solusi konkret untuk mengatasi permasalahan ini?

Berikut beberapa tips dan trik yang bisa menjadi solusi agar milenial tidak lagi sulit beli rumah.

1. Keseimbangan Keuangan

Langkah pertama yang krusial adalah mengevaluasi kemampuan finansial. Susun neraca keuangan yang mencakup pemasukan dan pengeluaran, dengan memprioritaskan kebutuhan dan impian.

Penting untuk menjaga keseimbangan agar keinginan memiliki rumah tidak mengorbankan kebutuhan lain.

Jika kalian ialah seorang pekerja, jangan lupa untuk selalu  mengevaluasi keuangan dengan teliti.

Kalian perlu mencatat semua pemasukan dan pengeluaran, memastikan bahwa kebutuhan seperti biaya hidup sehari-hari dan tabungan darurat diprioritaskan.

Dengan menjaga keseimbangan yang tepat antara kebutuhan dan impian memiliki rumah, kalian memastikan bahwa proses pembelian rumah tidak mengorbankan stabilitas keuangan.

2. Membuat Anggaran

Riset dan pelajari berbagai cara pembayaran rumah, seperti KPR, kredit developer, atau metode lainnya.

Setelah itu, buatlah anggaran yang definitif dengan target waktu dan angka yang jelas. Dengan rencana keuangan yang terstruktur, impian memiliki rumah bisa lebih terwujud.

Setelah melakukan riset tentang berbagai cara pembayaran rumah, kalian perlu membuat anggaran yang definitif dengan target waktu dan angka yang jelas.

Kamu harus menghitung cicilan bulanan dan biaya-biaya terkait dengan kepemilikan rumah, serta menyesuaikan anggaran mu dengan penghasilan bulanan.

3. Tentukan Prioritas 

Dari rencana keuangan, tentukan prioritas dan fokus pada satu hal, misalnya memenuhi DP KPR. Pertimbangkan juga kemampuan finansial untuk memastikan rencana berjalan lancar.

Dari anggaran yang telah dibuat, kalian menetapkan prioritas dan fokus pada satu hal pada satu waktu, seperti memenuhi uang muka KPR. Kamu secara cermat harus mempertimbangkan kemampuan finansial mu untuk memastikan bahwa rencana pembelian rumah berjalan lancar.

4. Investasi

Manfaatkan investasi untuk mengembangkan aset melawan inflasi. Dengan konsistensi, anggaran DP rumah dapat terpenuhi.

Disiplin dalam menyisihkan uang untuk menabung atau investasi sangat penting dalam mencapai tujuan pembelian rumah.

Kalian bisa mengalokasikan sebagian pendapatan untuk investasi, seperti reksa dana atau saham, sebagai cara untuk mengembangkan aset dan mempercepat akumulasi dana pembelian rumah.

Kalian juga harus menyadari bahwa investasi yang bijaksana dapat membantu Kamu mencapai tujuan finansial mu.

5. Disiplin Keuangan

Kedisiplinan dalam menjalankan rencana keuangan yang detail menjadi kunci utama. Jaga agar cicilan tidak melebihi gaji rutin, termasuk semua cicilan utang.

Fokus dan konsistensi akan membantu mengatasi hambatan dan mewujudkan impian memiliki rumah.

Kedisiplinan merupakan faktor kunci. Kalian wajib memastikan bahwa cicilan KPR dan cicilan utang lainnya tidak melebihi persentase tertentu dari pendapatan bulananmu.

Dengan tetap fokus dan konsisten dalam menjalankan rencana keuangan, kalian akan yakin dapat mengatasi hambatan dan mewujudkan impian memiliki rumah.

Kesimpulan

Kondisi sulitnya milenial membeli rumah di Indonesia telah menjadi perhatian serius.

Berbagai faktor berkontribusi terhadap kesulitan ini, termasuk ketimpangan antara kenaikan gaji dan harga rumah, pola konsumtif yang tinggi, serta minimnya dukungan finansial dari orang tua.

Selain itu, kenaikan harga properti yang signifikan dan kurangnya program pemerintah yang memadai juga menjadi hambatan.

Solusi terhadap masalah ini memerlukan pendekatan multifaset, termasuk pembentukan keseimbangan keuangan, membuat anggaran yang jelas, menetapkan prioritas, berinvestasi, dan mengembangkan disiplin keuangan.

Author by: Rizky Puspitasari

Artikel terbaru


Keyword

Milenial sulit beli rumah solusi sulit beli rumah kenapa sulit beli rumah kiat agar punya rumah rumah milenial