Periode Lock Up Saham, Apa Dampaknya Bagi Investor?

Share:

Periode Lock Up Saham, Apa Dampaknya Bagi Investor?

Keuangan   30   Update: 20/06/2024


Jika kalian merupakan seorang investor saham, dalam aktivitasnya tentu akan sesekali mendengar sejumlah istilah yang sering dipergunakan guna menggambarkan suatu kondisi tertentu salah satunya adalah istilah penguncian saham atau lock up saham. Jadi, pernahkan kalian mendengar istilah lock up saham? Jika diterjemahkan secara harfiah, “lock up saham” berarti saham yang dikunci, artinya tidak dapat diperdagangkan. 

Terjadinya periode penguncian pada saham bukanlah hal  baru  di dunia pasar modal. Penerapan kebijakan periode penguncian saham ini tentu memiliki sejumlah alasan dan penyebab tersendiri. Untuk mengetahui lebih banyak tentang lock up saham, artikel ini merinci apa itu lock up saham, kapan periode lock up saham, kelebihan dan kekurangan serta bagaimana pengaruhnya terhadap investor.


Pengertian Lock Up Saham

Bagi yang belum mengetahui istilah ini dalam dunia investasi, lock up saham merupakan kondisi dimana saham dikunci pada periode tertentu, dimana para investor tidak diperbolehkan untuk memperjualbelikan saham yang dimilikinya. Pada umumnya periode penguncian saham ini dilakukan dalam 2 (dua) hal, yakni bagi perusahaan yang tengah berada di masa IPO (Initial Public Offering) maupun untuk pengumpulan dana oleh manajer investasi (hedge fund). 

Ketentuan regulasi mengenai lock up saham ini sudah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 25/POJK.04/2017 tentang Pembatasan ATas Saham yang Diterbitkan Sebelum Penawaran Umum.

Pada saat dilakukannya lock up saham, akan terlebih dahulu dilakukan kesepakatan penguncian atau yang sering disebut sebagai lock up agreement. Dalam konteks untuk kebutuhan IPO misalnya, lock up agreement akan dapat memproteksi dan mencegah investor dari dalam perusahaan untuk menjual saham yang mereka punya, pasca perusahaan IPO atau ketika saham perusahaan melantai di bursa saham.


Periode Lock Up Saham

Sehubungan dengan pengertian sebelumnya, periode lock up saham terjadi ketika investor tidak diperkenankan atau tidak diizinkan untuk melakukan penjualan terhadap saham dari investasi tertentu. Dalam kasus IPO periode lock up selalu diperlukan agar memastikan bahwa orang dalam perusahan tidak memasuki pasar publik setelah perusahaan go public. 

Dalam periode ini, baik manajemen maupun pemegang saham besar dari perusahaan publik dilarang untuk memperjualkan saham yang mereka miliki. Dari aspek peraturan yang berlaku, biasanya tidak memberikan kewajiban bisnis yang berkeinginan go public untuk mengikuti periode lock up saham. 

Dengan kata lain, periode lock saham bertujuan untuk mencegah volatilitas yang berlebihan dan memungkinkan pasar untuk menemukan nilai yang sebenarnya dari saham tersebut. Periode ini biasanya akan berbeda, tergantung tujuan yang hendak dilakukan dari penguncian saham tersebut. 

Misalnya, untuk keperluan hedge fund, periode lock up saham akan berlangsung selama kurang lebih 30 sampai 90 hari. Setelah periode lock berakhir, maka para investor sudah dapat melakukan penjualan sahamnya. Hal itu berbeda dengan penguncian saham pada perusahaan di masa IPO yang berlangsung lebih lama ketimbang untuk tujuan hedge fund, biasanya mulai dari 90 hingga 180 hari. Periode penguncian terhadap saham dilakukan setelah IPO berlangsung. Maka saham yang baru saja dilempar ke publik dapat stabil harganya, tanpa ada intervensi dari investor dalam perusahaan. 

Di akhir periode penguncian saham, para pedagang mulai memitigasi dan mengantisipasi terjadinya penurunan harga karena semakin banyaknya saham yang tersimpan di pasar. Cara mengantisipasi ini dapat berdampak pada peningkatan permintaan dalam jangka pendek karena para pedagang tersebut mempersingkat stok hingga situasi penguncian saham benar-benar berakhir. 


Kelebihan Lock Up Saham

Sebagai bagian dari proses yang mutlak terjadi dalam interaksi pasar modal, peristiwa lock saham mempunyai sejumlah kelebihan bahkan keuntungan baik bagi perusahaan maupun investor, seperti diantaranya:

  1. Investor Individu Tidak Berdampak

Lebih khusus untuk masa periode lock up saham di masa IPO, penguncian saham tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap investor individu. Oleh karena itu investor individu tidak perlu takut nasib likuiditas aset yang akan terpengaruh oleh periode lock up saham yang terjadi. Karena biasanya, pihak yang terkena dampak dari periode ini hanyalah karyawan, jajaran eksekutif dan pihak internal perusahaan lainnya. 

  1. Meminimalisir Volatilitas Awal

Periode penguncian saham yang dilakukan untuk tujuan IPO berguna untuk meminimalisir volatilitas setelah IPO berlangsung. Jadi ini juga menjadi sejumlah alasan mengapa penjamin emisi efek (underwriter) begitu mendesak adanya periode lock up saham, dengan tujuan agar memberi waktu pada pasar untuk tetap stabil sebelum para investor dari internal perusahaan menjual saham yang mereka miliki. 

Selain dua hal tersebut terdapat juga keuntungan lain yang didapatkan apabila terjadi penguncian terhadap saham selama IPO, seperti misalnya:

  1. Memungkinkan saham IPO menjadi lebih stabil tanpa intervensi dari pemegang saham utama

  2. Memproteksi harga saham serta melindungi investor ritel

  3. Memungkinkan bagi pasar untuk dapat menentukan harga saham sesuai dengan penawaran dan permintaan. 


Kekurangan Lock Up Saham

Selain sejumlah kelebihan tersebut, terdapat juga beberapa kekurangan apabila terjadi penguncian atau lock up pada saham, seperti diantaranya:

  1. Merangsang Turunnya Harga Saham

Satu hal yang sering menjadi kekurangan dilakukannya penguncian terhadap saham adalah dapat memantik turunnya harga saham. Tak jarang saham perusahaan kerap terjadi penurunan saat periode lock up saham selesai. Kondisi demikian dapat disebabkan oleh penjualan saham yang dilakukan secara besar-besaran atau bahkan hanya sebatas antisipasi atas hal demikian. Eksesnya, investor individu pun turut terdampak pengaruhnya. 

  1. Membatasi Likuiditas Investor Internal dalam Perusahaan

Selama periode lock up saham yang diberlakukan seringkali berpotensi untuk membatasi atau mengurangi likuiditas investasi bagi sejumlah investor dari internal perusahaan. Hal itu terjadi karena mereka tidak dapat melakukan transaksi penjualan saham yang dimilikinya selama kurang lebih 180 hari.

Bagi beberapa jajaran eksekutif maupun pendiri perusahaan mungkin kondisi ini tidak terlalu berdampak, akan tetapi bagi para karyawan hal ini bisa saja berpengaruh pada kompensasi yang diterimanya. 

Author by: Yayang Nanda Budiman

Artikel terbaru


Keyword

Investasi Pasar Modal Lock Up Saham Saham Sekuritas Dampak Lock Up Saham Investor Penyebab Lock Up Saham