Cara Memilih Bisnis Agar Terhindar dari Penipuan (SCAM)

Share:

Cara Memilih Bisnis Agar Terhindar dari Penipuan (SCAM)

Bisnis   61   Update: 01/06/2024


Beberapa hari ini jagat media sosial khususnya Tiktok dan Instagram tengah ramai diperbincangkan usai konten parodi bisnis yang dilakukan seorang content creator sekaligus stand up comedy-an asal Jakarta Timur, Apos Hutagaol.

Pasalnya, dalam beberapa unggahan konten miliknya tersebut komika yang kini bernama Leader Apos bersama kawan-kawannya kerap memparodikan sebuah konten bisnis yang selalu menjanjikan untung besar dengan modal kecil dalam waktu yang singkat.

Akibat konten yang bernada sarkasme tersebut, ia mendapatkan ribuan komentar yang beragam dari sejumlah netizen. Bahkan tak sedikit dari mereka justru membalas dengan tanggapan candaan yang serupa. "Hanya dengan modal 2,6 juta bisa dapat Pajero cash, no riba!" begitu tagline yang selalu digaungkan Leader Apos.

Terlepas bahwa konten tersebut hanyalah parodi dan hiburan semata, namun faktanya bisnis demikian masih kerap ditemui di lapangan. Bahkan tak sedikit dari masyarakat akhirnya tergiur dengan janji dan ekspektasi model bisnis semacam itu yang pada akhirnya beberapa dari mereka justru menjadi korban hingga mengalami kerugian.

Berkaca dari fenomena model bisnis tersebut kita perlu memahami beberapa hal penting agar tidak tergiur dengan bisnis yang selalu menjanjikan keuntungan yang cepat dan instan. 

Perhatikan Aspek Legalitas

Aspek legalitas adalah hal yang terpenting dan mendasar dalam membangun sebuah ekosistem bisnis dan perusahaan. Tanpa adanya unsur ini maka dapat dipastikan bahwa bisnis tersebut ilegal dan tidak diakui secara hukum oleh negara. Untuk dapat mengetahui aspek legalitas suatu bisnis masyarakat dapat mencari tahu dokumen tersebut ke badan atau lembaga pemerintahan terkait salah satunya Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Atau kalau misalnya ada pihak yang menawarkan sebuah bisnis pada anda, maka hal yang pertama anda harus tanyakan adalah soal legalitas seperti akta pendirian, izin dan jenis usaha, dan beragam dokumen legalitas pendukung lainnya. 

Bahkan sekarang masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan sejumlah informasi tersebut melalui bantuan akses internet baik melalui aplikasi bentukan institusi negara maupun lewat mesin pencarian seperti Google. 

Dengan demikian, selain harus terpenuhinya aspek legalitas tersebut masyarakat juga mesti mengetahui produk atau jasa apa yang diperjual-belikan sehingga tidak bertentangan dengan hukum, kesusilaan maupun ketertiban umum.

Demikian, sebagai calon entrepreneur yang cerdas kita harus meningkatkan kemampuan stalking untuk mendapatkan informasi akurat dan terpercaya sebelum menjatuhkan keputusan yang akan berdampak besar pada masa depan usaha kita selanjutnya. 

Cari Tahu Rekam Jejak

Ditengah efisiensi yang didapatkan dari kehadiran internet, masyarakat dapat dengan mudah untuk mengetahui rekam jejak, riwayat dan catatan bisnis tersebut berjalan. Dalam memilih suatu jenis atau bidang usaha, kita perlu dan membiasakan diri untuk bersikap kepo dan ragu.

Tak hanya melalui mesin pencarian Google, data-data tersebut juga bisa kita dapatkan dari beragam ulasan orang lain di sosial media. 

Pengalaman orang lain adalah bekal terbaik untuk memitigasi resiko kejadian buruk yang akan terjadi. Ini sangat penting bagi calon pelaku usaha untuk mengetahui potensi kerugian yang akan terjadi dalam mengambil suatu tindakan. Oleh karena itu prinsip keberimbangan disini sangat penting.

Sebagai calon pembisnis kita tidak boleh terlalu terpaku pada ekspektasi manis yang dijanjikan oleh partner saja, tapi perlu mempertimbangkan hal lain diluar ekspektasi tersebut. Karena dalam bisnis sikap skeptis berbeda dengan pesimis. Kita perlu lebih lama untuk melakukan riset dan investigasi perihal model dan ekosistem bisnis yang hendak kita pilih.

Apakah bisnis tersebut tidak pernah berkonflik dengan perusahaan atau pihak lain; Apakah bisnis tersebut tidak pernah mendapatkan rating dan penilaian buruk di internet, atau tidak pernah bersinggungan dengan pihak lain di sosial media; atau apakah bisnis tersebut pernah terjadi sengketa di pengadilan; atau juga apakah bisnis tersebut memiliki website resmi, Linkedin, atau akun sosial media lainnya.

Sejumlah contoh pertanyaan-tersebut  harus kita cari tahu selain terkait dengan data lain yang sifatnya internal seperti struktur organisasi, dll.

Awas Skema Piramida PONZI

Kemudian hal lain yang perlu dipertimbangkan yaitu apakah bisnis tersebut sehat, atau justru berafiliasi dengan skema piramid.

Jadi, skema piramida atau POZI merupakan sistem kegiatan usaha yang memperoleh profit bukan karena hasil penjualan barang, melainkan justru dengan memanfaatkan peluang merekrut mitra usaha, terutama dari biaya keterlibatan orang lain yang ikut bergabung. 

Meskipun skema ini tidak pernah terang-terangan terpublish baik dalam iklan maupun dalam konten media sosial, namun akhir-akhir ini model bisnis semacam ini masih kerap dijumpai oleh sebagian kalangan. Karena pada dasarnya secara hukum model bisnis ala skema piramida dilarang di Indonesia bahkan dengan ancaman serius yakni pidana penjara 10 tahun dan/atau denda paling banyak 10 miliar. 

Sebagai calon entrepreneur yang cerdas kita harus meningkatkan kemampuan detektif untuk menyelidiki dan mendapatkan informasi akurat dan terpercaya bahwa model usaha yang kita ambil bukan merupakan skema fonzi maupun piramida yang justru akan merugikan kita sebagai perintis usaha. 

Jangan Mudah Tergiur dengan Iklan

Dan hal terpenting lain yang terakhir adalah jangan mudah tergiur dengan iklan bisnis yang kerap menjanjikan profit yang besar dengan waktu yang singkat. Kadangkala, untuk memperkuat tawaran bisnis tersebut seringkali dalam iklan kerap diperlihatkan testimoni atau bukti yang memperkuat tawaran tersebut.

Terlebih di sosial media konten-konten ajakan bisnis semacam ini makin marak bertebaran bak jamur di musim penghujan. Seperti yang ditayangkan di beberapa konten, misalnya, bisnis tersebut kerap menjanjikan profit atau keuntungan yang puluhan kali lipat lebih besar dari jumlah modal yang diharuskan, berpeluang berlibur ke luar negeri, ataupun diyakinkan mendapatkan sebuah kendaraan roda empat cash dengan rentan waktu yang cukup singkat. 

Ditengah sulitnya mendapatkan lapangan kerja, dan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi, melihat tayangan konten dan iklan tersebut tentu membuat hampir sebagian banyak masyarakat tergoda tanpa lebih dahulu men-cross check kebenaran dari tawaran dan iming-iming model bisnis tersebut. 

Oleh karena itu, sebagai masyarakat dan calon pelaku usaha yang rasional, kita perlu untuk mengetengahkan setidaknya 4 hal penting tersebut untuk meminimalisir terjadinya sesuatu hal yang dapat merugikan kita ke depan sebagai calon pembisnis.

Author by: Yayang Nanda Budiman

Artikel terbaru