Kritik Pedas Terhadap Modern Society Melalui Film The Menu

Share:

Kritik Pedas Terhadap Modern Society Melalui Film The Menu

Review   63   Update: 29/05/2024


The Menu (2022) merupakan film horor dark comedy garapan sutradara Mark Mylod dengan cerita yang di tulis oleh Will Tracy. Dengan aktris kondang yang sedang naik daun sebagai pemeran utamanya yaitu Anya Taylor-Joy. The Menu berhasil memberikan pengalaman baru dalam menonton film horor.

Jika kamu suka menonton film horor yang kaya akan nilai humanisme dan sinematografi yang menawan seperti Parasite (2019) atau  Last Night In Soho (2021) maka The Menu akan menjadi sajian yang sangat menarik dalam memanjakan matamu.

Di produksi oleh Hyperobject Industries dan di distribusikan oleh Searchlight Pictures. Film dengan budget $30 juta ini terbilang sukses dengan pendapatan kotor mencapai angka $76,4 juta. Sejalan dengan kesuksesannya, kualitas cerita yang di tawarkan juga pantas untuk di perhitungkan dengan aspek-aspek menarik yang menyindir modern society dalam lingkup sosialita global. 


Sinopsis

Menceritakan dua pasangan muda Margot (Anya Taylor-Joy) dan Tyler (Nicholas Hoult) yang menghadiri acara makan malam dengan harga fantastis di sebuah pulau pribadi minim akses bersama dengan para sosialita global lainnya.

Premis sederhana ini berkembang menjadi konsep yang lebih kompleks ketika Head Chef di pulau tersebut yaitu Julian Slowik (Ralph Fiennes) menyiapkan jamuan makan malam spesial yang belum pernah dia ciptakan sebelumnya. Para tamu kelas atas yang terbuai dalam ekslusifitas itu tidak menyadari bahwa mereka telah masuk ke dalam sebuah jebakan yang begitu detail, matang dan terkonsep.

Seiring berkembangnya cerita kita akan semakin mengenal seluruh tamu yang ada di sana memberikan kita perspektif yang berbeda-beda tentang bagaimana setiap individu melihat dunia mereka terutama dalam karir dan pencapaian.


Penokohan

Dalam film ini Margot di gambarkan sebagai wanita yang bahkan bukan dari kelas atas, satu-satunya alasan kenapa dia bisa ada dalam jamuan makan ekslusif itu adalah karena kekasihnya Tyler yang merupakan penggemar berat dari Head Chef terkenal Julian Slowik. Fakta bahwa ternyata Margot sebenarnya juga hanya mengisi kursi yang seharusnya di isi mantan Tyler yaitu Erin juga menambah bumbu konflik memperlihatkan kesenjangan sosial di antara Margot dan seluruh tamu yang ada di sana.

Tyler di gambarkan sebagai penggemar berat Julian Slowik yang dapat di kategorikan fanatik. Kurang stabil secara emosional dan mudah terpengaruhi lingkungan. Dalam film ini kita akan dapat melihat bagaimana Margot yang tidak hidup glamor seperti Tyler memiliki insting bertahan hidup dan rasionalitas yang lebih tinggi sedangkan Tyler cenderung tenggelam dalam dunianya sendiri.

Julian Slowik (Ralph Fiennes) memainkan peran utama dalam lintasan roller coaster pada film ini. Dengan aktingnya yang sudah tidak perlu di ragukan lagi Fiennes berhasil memerankan tokoh Julian Slowik yang begitu kompleks di mana kesuksesan, uang dan etos kerja yang terus bersinggungan melahirkan seorang chef yang mati rasa dan kehilangan sisi humanismenya dimana dia melihat segalanya sebagai bagian dari konsep seni.

Selain tiga tokoh utama di atas, tokoh-tokoh lain seperti Lilian (Janet McTeer) seorang kritikus makanan yang terkenal bermulut pedas dan Elsa (Hong Chau) pelayan setia dari Chef Slowik juga turut ikut andil dalam jalannya perkembangan cerita memperluas perspektif cerita hanya dengan melalui satu jamuan makan malam.


Konsep dan Latar

Secara konseptual The Menu menawarkan horor dengan ambience yang calming, luxury dan terikat pada sisi-sisi harga diri manusia yang merasa tinggi dimana insting bertahan hidup pun terkalahkan oleh alur playful yang di buat oleh Chef Slowik. Jika kamu berpikir film ini akan di penuhi pembantaian berdarah-darah dan kanibalisme maka kamu salah karena konten slasher dalam film ini dapat terbilang sangat minim dan secukupnya. Teror sesungguhnya adalah pola pikir Chef Slowik dan konsep fine dining-nya yang pada klimaks film menyatukan semuanya dalam satu tujuan yaitu sebuah seni.

Dengan Latar yang tidak terlalu banyak di mana dalam sebagian besar hanya berputar di antara ruang makan dan mansion milik Chef Slowik. The Menu telah berhasil memberikan kompleksitas yang menarik sehingga penonton tidak akan merasa bosan dengan latar-latar yang cenderung monoton tersebut.


Sindiran Untuk Modern Society

Seperti judul utama dari artikel ini, selain pengalaman horor baru yang ditawarkan, The Menu juga memberikan nilai-nilai sosial berupa sindiran dan kritik pedas terhadap gaya hidup para elite dan sosialita global. Melalui variatifnya komposisi tamu makan malam yang dihadirkan di mana semuanya merupakan orang-orang kelas atas dengan berbagai latar belakang, keahlian dan rahasia kotor. The Menu akan menunjukan sisi 'asli' dari mereka semua dan mengembangkannya menjadi konflik yang di bumbui kengerian dari Chef Slowik.

Margot sebagai satu-satunya yang bukan kelas atas di sana memperkuat nilai-nilai sosial yang coba untuk di sampaikan di mana dia juga satu-satunya yang dapat bertahan dan keluar dari kegilaan pola pikir Chef Slowik.


Pendapat Kritikus

The Menu mendapatkan skor 6.2/10 di IMDb dan 88% di Rotten Tomatoes. Dengan angka-angka yang terbilang tinggi tersebut dapat kita lihat kalau The Menu memang menyajikan kualitas yang baik dan menjadi angin segar dalam industri film horror global. 

Anton Bitel dari Sigh & Sound menuliskan "Balas dendam Slowik yang di masak secara perlahan terhadap ketidaksetaraan sosial, rasa sungkan, kritik pedas, pretensi kuliner yang bahkan (membuat) scene 'makanan cepat saji' juga terasa tidak nyaman dan mengganggu."

Kemudian Prabhjot Bains dari Tilt Magazine menuliskan "The Menu dengan tajam dan sempurna menggambarkan lingkungan dunia melalui pencabutan sikap merendahkan serta pretensi yang memicunya."


Kesimpulan

The Menu menjadi film horor yang mungkin tidak bisa di nikmati oleh semua kalangan masyarakat karena ceritanya yang cukup berat dengan alur solid yang penuh konflik dengan bumbu kesenjangan sosial yang tinggi.

Namun untuk orang-orang yang memang mencintai film yang kaya akan filosofis dan nilai-nilai refleksi diri maka The Menu akan jadi film yang mungkin bisa di tonton berkali-kali.

Sekali lagi Anya Taylor-Joy telah berhasil masuk ke dalam alur film horor dengan sinematografi dan ambience yang di kemas chic. seberhasil dia bermain film Last Night In Soho.

Author by: Archel Dio Pramudia

Artikel terbaru