Kapan Candi Borobudur Dinasti Sailendra Dibangun?

Share:

Kapan Candi Borobudur Dinasti Sailendra Dibangun?

Pariwisata   175   Update: 27/05/2024


Destinasi Wisata Candi Borobudur tidak asing bagi bangsa Indonesia, merupakan bangunan megah yang erat kaitannya dengan sejarah. Kuil tersebut dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra dalam waktu yang tidak sebentar.

Candi Borobudur berdiri di atas tanah seluas 2.500 m2 di Lembah Kedu, tepatnya di sebelah Selatan Jawa Tengah. Bangunan megah ini dihiasi dengan 2.672 relief dan 504 patung Buddha yang di sekelilingnya merupakan area hijau.

Keunikan dari Candi Borobudur ini dibangun tanpa menggunakan bahan dari semen atau pun mortar sebagai bahan perekat. Hal inilah yang menjadikan arsitektur sebuah bangunan kuno yang sangat luar biasa.

Struktur bangunannya menyerupai sekumpulan balok batu besar yang ditumpuk dengan rapi dan tanpa lem perekat, tetapi bisa saling memberkuat antara bagian yang satu dengan bagian lainnya. Sungguh arsitektur dan batu candi ini tidak ada  bandingannya.

Candi Borobudur yang terletak di Jawa Tengah ini berdiri dengan megah, salah satu monumen terbesar Budha di dunia. Kawasan tersebut dikelilingi indahnya pemandangan alam yang hanya bisa ditemukan di sana.

Candi megah ini dibangun pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra sekitar tahun 780 dan 840 M, terletak di atas bukit menghadap ke arah ladang yang subur dan hijau menyejukan mata ketika memandang.

Konon seorang arsitek yang membangun dan merancang candi ini bernama Gupta, bentuk desainnya seakan mencerminkan adanya pengaruh budaya dari India. Sejauh mana pengaruh budaya dari luar dalam desainnya?

Ternyata, dalam bentuk pemandangan dan elemen yang terdapat pada bangunan Candi Borobudur banyak pula dimasukan yang menjadi ciri khas Indonesianya.  Sehingga menjadi kental perpaduannya dengan budaya nusantara.

Candi Borobudur sendiri menjadi salah satu Situs Warisan Dunia yang masuk ke dalam daftar UNESCO. Jadi sangat sayang jika seandainya kita tidak pernah datang langsung dan menyaksikan bangunan peninggalan bersejarah tersebut, dikutip dari laman indonesia.travel.


Sejarah

Pada tahun 850 sebelum Masehi ketika itu pulau Jawa dikuasai keluarga raja-raja dari keturunan Sailendra, sekitar tahun 832-900. Konon umurnya lebih tua 300 tahun dari Candi Angkor Wat di Kambodja.

Candi Borobudur terdiri dari 2 juta bongkah batu dengan jumlah mencapai sekitar 60.000 kubik meter. Dindingnya dihiasi dengan relief yang mengisahkan mengenai ajaran Mahayana. Sementara itu ukuran sisi-sinya 123 meter, dikutip dari magelangkab.go.id.


Penemuan dan Pemugaran

Konon bangunan yang memiliki nilai sejarah dan merupakan salah satu situs warisan dunia ini hampir sepuluh abad lenyap terabaikan. Pada tahun 1814 kembali ditemukan ketika itu berada dalam perintah Sir Thomas Stanford Raffles.

Letnan Gubernur Jendral Sir Thomas Stamford Raffles orangnya sangat perhatian terhadap budaya, sehingga ketika mendapat laporan ditemukannya sebuah situs sejarah, segara melakukan tindakan. Kemudian mengutus perwira zeni HC Cornelius menuju Bumi Segoro.

Ada juga yang menceritakan puing candi tersebut ditemukan seorang petani ketika akan menggarap ladang ternyata ada puing bangunan yang terkubur cukup lama. Kemudian dilakukanlah penggalian dan pemugaran untuk mengetahui lebih dalam.

Pemerintah Indonesia bersama UNESCO pada tahun 1970-an mengembalikan Candi Borobudur ini kepada kemegahan semula. Pemugaran kemudian dilakukan dalam kurun waktu kurang lebih delapan tahun.

Bangunan peninggalan Dinasti Syailendra ini menjadi bangunan yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Sebab itulah ketika kita berkunjung ke lokasi wisata Candi Borobudur akan menemukan beberapa larangan yang tidak diperkenankan dilakukan pengunjung terhadap situs ini.

Penduduk setempat yang mengenal akan sejarah Candi Borobudur, tentu saja memiliki keinginan kuat untuk menjaga keindahan bangunan tersebut. Para pengunjung tidak diperbolehkan untuk menyentuh bahkan duduk di situs tersebut.


Relief Perjalanan Hidup

Candi Borobudur juga dinding-dindingnya dihiasi dengan ukiran pada relief yang menggambarkan mengenai perjalanan dari kehidupan Buddha. Relief juga menggambarkan dari sebuah perjalanan hidup manusia.

Ketika manusia berusaha untuk meninggalkan kehidupan duniawi menuju sebuah kesempurnaan yang disebut nirwana. Di sini digambarkan dengan Arupadhatu, bagin puncak dari pada candi yang merupakan gambaran nirwana. Manusia yang sudah sempurna akan melepas pengaruh keduniawiannya.

L.J.M. Feber, menggambarkan mengenai tipikal Candi Borobudur; pada bagian kaki candi ada yang disebut dengan Kamadhatu, relief yang dipahat pada kaki candi disebut Karmawibhangga dengan jumlah 160 relief, masing-masing sisi 40 buah.

Hal itu diambil dari ajaran sutra atau kitab suci Karmawibhangga yang berisi hukum karma atau sebab akibat. Pada bagian ini menggambarkan manusia yang masih terikat dengan napsu keduaniawian yang kuat.

Bagian tubuh Candi Borobudur disebut Rupadhatu yang mana pada bagian ini menggambarkan perjalanan manusia untuk meninggalkan duniawi menuju pada kesempuranaan atau nirwana. Nirawana itu sendiri terletak pada bagian puncak candi, menggambarkan manusia sudah sempurna dan keluar dari urusan duniawi.


Keliling Candi

Untuk menjelajahi lokasi wisata Candi Borobudur sebaiknya berjalan kaki, karena nantinya kita akan masuk dengan mudah ke lokasi-lokasi yang dituju. Pintu masuk juga bisa memlih dan dapat melalui Green Park.

Di situ akan menjumpai para pedagang yang menawarkan beragam oleh-oleh yang memiliki ciri khas Indonesia, semisal batik, pakaian adat, dan patung-patung atau pajangan pernak-pernik lainnya. Selain itu ada pula aturan bagi para pedagang untuk menjaga kenyamanan para pengunjung.

Ketika pengunjung menaiki puncak candi akan merasakan kekaguman akan detail seni ukiran batu yang terpampang di dindingnya. Ketika berada di tempat tersebut harap diperhatikan para pengunjung agar menjaga tatakrama, hendaknya berpakaian sopan.

Selain itu hendaknya menghindari sikap vandalisme, menjaga sikap, hal itu dilakukan demi menghormati kegiatan keagamaan yang mungkin sedang berlangsung di lokasi tersebut. Saat mengambil gambar tidak diperbolehkan berpose berlebihan, tidak boleh mengenakan celana pendek.

Jika hal itu terjadi maka sebaiknya pengunjung meminjam sarung dan gunakan untuk memakainya hingga menutupi pinggul. Di tempat itu pula terdapat relief terkait dengan perjalanan sejarah yang sangat baik untuk dipelajari.

Untuk lebih jauh mengetahui sejarahnya, pengunjung bisa mempelajarinya lewat panduan yang telah disediakan di tempat tersebut. Tidak perlu khawatir untuk mengetahui dan memahami sejarah terkait situs tersebut karena panduan bisa dipilih dengan beberapa bahasa yang dapat dipahami.

Selain itu, pemandu wisata yang ada bisa membantu pengunjung untuk berkeliling lokasai candi yang juga akan menjelaskan soal sejarahnya. Ketika Candi Borobudur mulai dibangun di masa pemerintahan Dinasti Syailendra, selain menjelaskan setiap detailnya relief yang ada.

Author by: Alam

Artikel terbaru