Bahaya di Balik Keindahan Pantai Parangtritis, Waspadalah!

Share:

Bahaya di Balik Keindahan Pantai Parangtritis, Waspadalah!

Pariwisata   54   Update: 03/06/2024


Sebanyak apapun tempat wisata baru bermunculan di Jogja, Pantai Parangtritis tetap nggak kehilangan popularitasnya. Pantai yang berjarak 30 km di sebelah selatan Kota Jogja ini konsisten menjadi pilihan destinasi wisata oleh para pelancong. Hampir setiap hari, bus-bus besar, mobil-mobil pribadi berplat non-AB, hingga travel milik DAMRI berdatangan. Mereka mengangkut rombongan wisatawan yang terpikat dengan daya tarik Pantai Parangtritis Jogja. 

Kalau dilihat sekilas, Pantai Parangtritis tampak nggak ada bedanya dari pantai-pantai lain. Namun, kalau dilihat dengan sesama, pantai ini istimewa karena seluruh areanya berpasir tanpa karang. Hampir nggak ada perahu nelayan yang tertambat di Pantai Parangtritis. Wisatawan pun memanfaatkan kondisi ini untuk bermain sebebas-bebasnya. 

Parangtritis dikenal karena keindahan alamnya yang memikat. Dari pasir putih yang menggoda, hingga pemandangan matahari terbenam yang memukau. Pantai ini menawarkan panorama yang sangat spektakuler. 

Sejarah Unik Pantai Parangtritis

 Pantai Parangtritis Terletak di Kabupaten Yogyakarta, Pantai Parangtritis telah lama menjadi tempat wisata  terkenal di Indonesia. Pantai ini tidak hanya menawarkan keindahan alam yang menakjubkan, namun juga memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Pantai Parangtritis merupakan salah satu pantai paling terkenal di Pulau Jawa dan menjadi saksi bisu beberapa peristiwa sejarah yang mempengaruhi kawasan tersebut. 

Sejarah Pantai Parangtritis bermula pada zaman kerajaan Hindu-Buddha, ketika kawasan tersebut dikenal sebagai tempat suci. Konon para raja dan rakyat jelata sering memanfaatkan pantai ini untuk melakukan upacara keagamaan. Hal ini terlihat dari  beberapa situs purbakala  di sekitar pantai ini. Bangunan-bangunan tersebut merupakan bukti nyata keberadaan peradaban kuno di kawasan tersebut. 

Selain itu, Pantai Parangtritis menjadi saksi  perlawanan masyarakat terhadap penjajah pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Kawasan tersebut sering dijadikan tempat persembunyian para pejuang kemerdekaan yang berusaha melawan penindasan dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Letak pantai yang tersembunyi di antara tebing terjal memberikan keuntungan strategis bagi mereka yang ingin menghindari penjagaan dan melanjutkan pertempuran. 

Setelah Indonesia merdeka, Pantai Parangtritis dengan cepat berkembang menjadi tujuan wisata. Pemerintah dan masyarakat lokal bekerja sama  membangun infrastruktur yang memadai untuk mendukung pariwisata di daerah tersebut. Hotel dan restoran dibangun, kegiatan rekreasi seperti olahraga air dan menunggang kuda menjadi populer, dan upacara adat setempat seperti labuhan dan nyadran juga menarik semakin banyak wisatawan. 

Namun di balik pesona dan keindahan Pantai Parangtritis, kita  harus mewaspadai tantangan yang dihadapi. Erosi pantai merupakan ancaman besar bagi kelestarian Pantai Parangtritis. Pantai harus terus dilindungi dan direstorasi untuk menjaga keindahan alamnya dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Sebagai masyarakat Indonesia yang bangga dengan warisan budaya dan alam, kita mempunyai tanggung jawab untuk menjaga Pantai Parangtritis dan menghormati sejarahnya. 

Kita harus terus melestarikan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal sekaligus mengedepankan pariwisata berkelanjutan yang membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal. 

Namun keindahan Pantai Parangtritis tidak hanya terletak pada pemandangannya saja. Pantai ini juga memiliki mitos dan legenda yang banyak mengandung budaya Jawa.  Parangtritis konon merupakan tempat yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat. Pantai ini dipercaya sebagai pintu gerbang menuju dunia roh. 

Hal ini menambah nilai magis dan daya tarik tersendiri bagi  pengunjung yang tertarik dengan cerita misterius dan legenda seputar pantai ini. 


Terseret ombak karena melanggar kepercayaan di pantai selatan

Main air di pantai memang menyenangkan, waktu seakan-akan berlalu dengan cepat. Keadaan Pantai Parangtritis Jogja yang selalu ramai tapi bebas dari karang dan perahu nelayan membuat pengunjungnya jadi terlena. Sampai-sampai mereka nggak sadar bahwa sisi menyeramkan dari pantai fenomenal itu sedang mengintai.

Beredar kepercayaan bahwa Pantai Parangtritis selalu memakan korban. Pekan kemarin hampir saja jatuh korban jiwa di Pantai Parangtritis, yang beruntungnya masih bisa diselamatkan. Bahkan menurut data, sepanjang 2023 sudah ada 25 korban yang meninggal tergulung ombak di pantai selatan.

Banyaknya korban jiwa di Pantai Parangtritis membuat pantai ini makin sering dikaitkan dengan fenomena mistis. Nama Nyi Roro Kidul langsung disebut tiap kali tersiar berita ada korban hanyut terbawa ombak. Ada yang menyebut korban terseret ombak karena pakai baju warna hijau, menjadi korban kemarahan ombak laut, atau dipilih oleh Nyi Roro Kidul untuk masuk ke alamnya.

Pantai Parangtritis dikenal lekat dengan mitos-mitos yang mengerikan. Terlepas dari betul atau tidak nya mitos tersebut, sebenarnya kejadian-kejadian yang memperlihatkan betapa berbahayanya Pantai Parangtritis bisa dijelaskan dengan sains.


Ombak tenang dan nihilnya perahu nelayan justru pertanda

Ombak yang ada di Pantai Parangtritis cenderung lebih tenang. Tapi kalau ombaknya tenang, kenapa ya nggak ada nelayan yang pergi maupun pulang melaut dari pantai ini? Mari kita kembali ke pelajaran geografi.

Pantai Parangtritis merupakan pantai yang ada di titik tumbukan antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Posisi ini membuat Pantai Parangtritis sangat berbahaya. Potensi bahayanya antara lain arus pantai, gempa bumi, dan tsunami. Tapi selain ketiga potensi bahaya tersebut, dampak dari tumbukan lempeng yang paling mengancam keselamatan manusia adalah keberadaan palung laut.

Palung laut adalah cekungan atau jurang sempit di dasar samudera yang kedalamannya bisa mencapai 3-4 km di bawah permukaan laut. Palung laut inilah yang sangat ditakuti oleh nelayan sehingga jarang banget ada nelayan yang melaut dari Pantai Parangtritis.

Seramnya, jumlah palung di Pantai Parangtritis nggak menentu alias berubah-ubah. Titiknya juga kerap bergeser. Kita sebagai pengunjung pantai nggak bisa menentukan secara pasti di mana keberadaan palung-palung itu.


Gerbang menuju palung laut Pantai Parangtritis

Waktu SD kita pasti pernah belajar peribahasa. Salah satu peribahasa berbunyi “air tenang menghanyutkan.” Peribahasa ini bisa dipakai makna literal nya untuk menebak dan menghindari palung di Pantai Parangtritis Jogja.

Gelombang di atas palung laut di Pantai Parangtritis punya karakteristik tenang. Kalau ada gelombang yang relatif lebih tenang padahal gelombang-gelombang lainnya tinggi, hati-hati. Gelombang yang disebut rip current, arus pecah, atau lebeng ini sangat mematikan karena bisa menghanyutkan mu sampai ke tengah samudera.

Secara umum, rip current ditandai dengan beberapa karakter. Pertama, gelombangnya tampak lebih tenang dibandingkan gelombang-gelombang lain. Kedua, warna gelombangnya kadang-kadang lebih keruh daripada gelombang lain. Ketiga, gelombangnya nggak berbuih atau terlihat ada celah di antara gelombang.

Rip current ini arusnya sangat kuat dan bergerak menjauhi pantai. Rip current yang ada di Pantai Parangtritis ini pula yang sering disebut sebagai ombak laut yang marah. Soalnya, arusnya yang sangat kuat akan langsung menarik siapapun yang lengah sampai ke tengah. Atlet renang pun belum tentu bisa melawan kuatnya rip current.


Banyak pelancong Pantai Parangtritis terlena tenangnya arus laut

Sayangnya, banyak wisatawan yang terbuai dengan ketenangan gelombang di Pantai Parangtritis. Mereka yang belum tahu soal rip current bakal merasa yakin akan baik-baik saja kalau main air atau mandi di gelombang yang tenang. Padahal, aneh kan kalau ada air yang tenangnya kayak kolam renang tapi ada di pantai? Nah, justru arus yang tenang inilah yang merupakan gerbang menuju palung laut.

Saat ini di Pantai Parangtritis sudah ada papan peringatan untuk nggak mandi di pantai. Tim Search and Rescue (SAR) dan Direktur Polisi Air dan Udara (Polairud) DIY juga sempat memasang bendera-bendera merah di titik-titik yang ada palung lautnya. Saya ingatkan sekali lagi bagi para wisatawan agar taat sama peringatan yang sudah dipasang.

Pantai Parangtritis Jogja punya banyak sekali palung laut yang lokasinya berubah-ubah dan nggak bisa diprediksi. Kalau kamu ada rencana main ke Pantai Parangtritis, hafalkan tanda-tanda rip current dan jauhi lokasi-lokasi yang berbahaya.


Serangan Ubur - Ubur

Daerah di sekitar Parangtritis menjadi tempat habitat ubur-ubur. Menurut Koordinator SAR Pantai Parangtritis, Ali Susanto, ubur-ubur itu biasanya keluar ke permukaan laut bila ada sinar matahari dan angin. Sedangkan bila cuaca mendung, ubur-ubur itu tidak naik ke permukaan.

Peristiwa serangan ubur-ubur di Pantai Parangtritis pernah terjadi pada Juni 2019, sekitar liburan lebaran. Pada waktu itu, sebanyak 106 wisatawan menjadi korban dari sengatan ubur-ubur. Wisatawan yang menerima sengatan ubur-ubur akan merasakan panas di bagian perut, serta bagi yang memiliki riwayat sesak napas, penyakitnya akan kambuh.Perlu dilakukan pertolongan bagi korban sengatan ubur-ubur, dengan memakai minyak untuk mengobati bekas sengatan, juga diminta untuk beristirahat sejenak.

Itulah titik titik bahaya yang ada pada pantai Parangtritis, kita sebagai wisatawan harus selalu waspada.

Main air dan mandi di pantai memang menyenangkan. Tapi jangan buat momen mengasyikkan itu menjadi peristiwa duka. Tetap waspada pada pantai yang kelihatannya setenang dan seaman apapun.

Semoga bisa menjadi pengingat baik saat di pantai Parangtritis atau dimanapun berada yaa.

Author by: Rizky Puspitasari

Artikel terbaru


Keyword

Pantai Parangtritis wisata pantai Yogyakarta Wisata Yogyakarta pantai Parangtritis Yogyakarta bahaya pantai Parangtritis tentang pantai Parangtritis