Diare adalah kondisi buang air besar dengan konsistensi lembek bahkan cenderung cair dengan frekuensi yang lebih sering dari biasanya. Penyakit diare ini dapat terjadi pada siapa saja, termasuk juga pada anak-anak.
Mengutip dari Johns Hopkins Medicine, diare merupakan masalah penyakit yang umum. Hal Ini bisa berlangsung selama satu atau dua hari. Bahkan bisa hilang dengan sendirinya.
Tetapi, apabila ini sudah berlangsung lebih dari dua hari, anak mungkin memiliki masalah yang lebih serius. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya penanganan lebih lanjut secara medis.
Biasannya gejala diare berakar dari dehidrasi yang menyebabkan kekurangan cairan. Gejala dehidrasi ini terjadi disebabkan usus bekerja tidak sempurna. Sehingga sebagian besar air dan zat-zat yang terlarut didalamnya dibuang bersama tinja sampai pada tubuh kekurangan cairan.
Lebih lanjut, dehidrasi lebih mudah terjadi pada bayi, balita hingga anak-anak. Tak ayal, ini diikuti dengan adanya gejala seperti demam, mual dan muntah yang berawal dari dehidrasi.
Selain itu, beberapa hal ini merupakan penyebab paling umum mengapa anak-anak rentan terkena diare, antara lain:
1. Infeksi
Infeksi pada saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi ini biasanya disebabkan dari virus seperti rotavirus, bakteri seperti salmonella dan, jarang, parasit seperti giardia.
2. Keracunan makanan
Faktor makanan, seperti karena makanan basi ataupun alergi terhadap makanan tersebut yang menyebabkan keracunan. Nah, keracunan makanan ini juga dapat menyebabkan diare pada anak-anak. Gejala biasanya datang dengan cepat, termasuk muntah, dan cenderung dapat hilang dalam waktu kurun 24 jam.
3. Penyebab lain
Faktor sosial budaya yang terdiri dari faktor pendidikan, pekerjaan dan kepercayaan masyarakat yang membentuk perilaku terhadap berkembangnya penyakit diare ini. Perilaku masyarakat yang berpengaruh pada perkembangan diare semisal membuang tinja di kebun, sawah atau sungai hingga mengonsumsi air yang tidak dimasak.
Cara mengatasi diare pada anak
Salah satu cara mengatasi diare pada anak yaitu dengan cara mengonsumsi obat seperti oralit. Bila penyakit ini dibiarkan, akan berakibat komplikai seperti dehidrasi. Kegunaan oralit sendiri adalah sebagai pengganti cairan tubuh akibat dehidrasi yang disebabkan oleh diare.
Terdapat aturan dosis oralit untuk anak usia dibawah 2 tahun yaitu sekitar 50-100 ml (seperempat hingga setengah cangkir besar) cairan. Sedangkan untuk anak 2 tahun keatas, Anda dapat memberikan 100-200 ml (setengah hingga satu gelas besar).
Terkadang, diare yang dialami oleh anak-anak tidak mengenal waktu dan tempat. Sehingga, dianjurkan untuk segera memberikan oralit untuk membantu meredakannya agar mereka merasa lebih baik.
Oralit itu sendiri ternyata juga bisa dibuat sendiri di rumah. Hal Itu karena bahannya yang sedikit dan cara membuatnya pun mudah.
Mengutip HaiBunda, adapun cara membuat oralit membutuhkan beberapa bahan-bahan yang meliputi:
- Air 200 mililiter (ml)
- Garam 1/4 sendok makan (sdm)
- Gula 1 sdm
- Gelas dan sendok pengaduk
Nah, apabila semua bahan sudah tersedia, Anda hanya perlu memasukkan gula dan garam ke air di dalam gelas. Jika bisa, sebisa mungkin menggunakan air hangat, agar bahan-bahan tersebut bisa larut dengan cepat.
Kemudian, jika sudah larut, maka aduk hingga merata, cairan oralit homemade pun siap diberikan kepada anak.
Terakhir, dianjurkan untuk membuat oralit tersebut dalam jumlah banyak, sehingga Anda tidak perlu repot-repot lagi untuk membuatnya berkali-kali.
Hal ini disebabkan cairan oralit harus diberikan kepada anak setiap kali mereka selesai buang air besar. Teatpi, setelah 24 jam, ada baiknya membuat larutan oralit yang baru.