Nilai Mata uang Indonesia (Rupiah) lemah terhadap dolar Amerika menyebabkan harga-harga barang kebutuhan menjadi naik
Selain berimbas pada kebutuhan pokok, harga elektronik, harga produk digital (hosting / server) harga transportasi pun akan semakin melonjak.
Sehingga timbul dipikiran kita kenapa nilai Rp bisa lemah / turun sedangkan dolar melambung tinggi. Pertumbuhan bisnis di Indonesia saat ini semakin meningkat, namun hal itu masih belum bisa membantu perekonomian membaik.
Faktor yang membuat nilai rupiah semakin melemah terhadap dolar sebagai berikut:
Table of Contents
1. Perekonomian di Amerika semakin meningkat
Faktor melemahnya rupiah yang pertama karena dipengaruhi oleh peningkatan perekonomian dollar di AS.
Dampak yang berbanding terbalik justru dialami oleh Indonesia sebagai negara berkembang karena Indonesia mudah sekali terdepresiasi akibat pengaruh mata uang asing yang terus menekannya.
Karakter rupiah memiliki karakter tersendiri yaitu soft currency yang artinya rupiah sangat sensitif dengan perekonomian internasional. Adanya ketidakstabilan dalam perekonomian maupun krisis finansial akan sangat melemahkan mata uang rupiah.
Menurunnya permintaan ekspor barang dari berbagai belahan dunia akan menyebabkan perekonomian di indonesia menjadi terganggu khususnya ke negara benua amerika.
bila ekspor menurun, maka rupiah akan melemah. Hal yang seharusnya terjadi adalah bila pemerintah ingin agar rupiah membaik, maka permintaan ekspor harus bertambah.
3. Permintaan Impor barang yang tinggi
Merosotnya ekspor di Indonesia tidak berbanding dengan permintaan impor barang-barang luar negeri yang semakin meningkat.
kesalahan dari masyarakat sendiri yang lebih memuja-muja barang buatan luar negeri dibandingkan dengan buatan dalam negeri.
Jadi kurangi ya belanja di Alibaba, amazon, ebay dll. cintailah produk2 Indonesia sehingga rupiah bisa naik.
Bila impor terus meningkat maka kondisi perekonomian akan melemah dan nilai tukar rupiah terus merosot.
4. Adanya faktor eksternal
Setelah Presiden RI membuka Munas yang ke sembilan Majelis Utama, beliau menjelaskan bahwa ada beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi kondisi lemahnya rupiah seperti depresiasi mata uang Yuan di Tiongkok, kenaikan suku bunga di Amerika dan krisis finansial di Yunani menyebabkan rupiah turut terguncang.
5. dampak wabah virus corona
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim, mengatakan, mata uang rupiah tertekan oleh sentimen eksternal. Faktor utama yang diperhatikan pasar ialah dampak ekonomi penyebaran virus corona di sejumlah negara seperti Cina, Jepang, dan Korea Selatan.
Dari dalam negeri, dampak virus corona juga pasti dirasakan oleh Indonesia. Berdasarkan kajian Bank Indonesia (BI), potensi kehilangan devisa dari pariwisata mencapai US$ 1,3 miliar.
Di bidang sisi logistik, dampak di sisi ekspor adalah US$0,7 miliar dan impor US$0,7 miliar. Kemudian ada dampak penundaan investasi, khususnya dari China, yang diperkirakan senilai US$ 0,4 miliar.
Angka-angka tersebut membuat Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020. dari 5,1 persen – 5,5 persen menjadi 5 persen –5,4 persen.
Sumber:
- koinworks
- bisnis.tempo.co